22/10/2017

Makalah : Strategi Pelayanan di Kebidanan Komunitas ^_^



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
 Setiap petugas kesehatan yang bekerja di masyarakat perlu memahami keadaan masyarakat yang dilayaninya keadaan, budaya dan tradisi setempat sangat menentukan cara pendekatan yang harus ditempuh. Pendekatan yang akan digunakan oleh bidan komuniti harus memperhatikan strategi pelayanan kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan serta aspek perlindungan hukum bagi bidan di Komunitas.
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya dan lain-l
ain. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan pada kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka miliki.

1.2  TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a.       Untuk mengetahui bagaimana strategi pelayanan di kebidanan komunitas ?
b.      Untuk mengetahui apa saja peran serta masyarakat dalam pelayanan kebidanan komunitas.
c.       Untuk mengetahui pendekatan edukatif di kebidanan komunitas.







BAB II
PEMBAHASAN
STRATEGI PELAYANAN DI KEBIDANAN KOMUNITAS
2.1  PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PERAN SERTA MASYARAKAT
Pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang menekankan pada proses berpikir rasional. Pendekatan ini memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa berpikir dapat mempengaruhi suatu tindakan. Pendekatan edukatif yaitu suatu upaya untuk mendampingi dan memfasilitasi masyarakat dalam menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat.
      Bidan sebagai provider, mengajak masyarakat berpikir rasional dan meninggalkan pemikiran-pemikiran yang tidak rasional . pendekatan berorientasi kepada suatu pemikiran kognitif, melakukan perubahan tingkah laku yaitu perubahan tingkah laku yang tidak rasional menjadi tingkah laku rasional.
Tujuan dari pendekatan edukatif adalah memberikan informasi memastikan pengetahuan dan pemahaman tentang perihal kesehatan, serta membuat keputusan yang ditetapkan berdasarkan informasi yang ada. Bidan membantu masyarakat dalam menggali nilai dan sikap, serta membuat keputusan mereka sendiri berdasarkan informasi tentang kesehatan yang disajikan. Masyarakat dibantu untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi berdasarkan pemikiran logis.
Masyarakat dibantu dalam menjalankan keputusan yang ditetapkan dan mengadopsi praktek kesehatan baru seperti pada pendidikan  kesehatan sekolah yang memasukkan perilaku hidup sehat dalam kurikulum sekolah mulai tingkat dasar dengan harapan murid-murid sekolah akan mempelajari keterampilan hidup sehat sejak dini, tidak hanya memperoleh pengetahuannya saja.
      Dengan pendekatan edukatif, masyarakat yang mendukung akan memberi arti lebih dari proses pendidikan, menghargai individu untuk memilih perilaku mereka sendiri dan akan melihatnya sebagai suatu tanggung jawab. Secara bersama-sama masyarakat akan mengangkat persoalan – persoalan kesehatan yang dianggap menjadi hal paling baik bagi mereka.
      Langkah – langkah pendekatan Edukatif :
a.       Pendekatan pada tokoh masyarakat
1.      Nonformal untuk penjagaan lahan
2.      Formal dengan surat resmi
3.      Tatap muka antara provider dengan tokoh masyarakat.
4.      Kunjungan rumah untuk menjelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data.
5.      Pertemuan provider dan tokoh masyarakat untuk menetapkan suatu kebijakan alternatif pemecahan masalah dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
6.      Menjalin hubungan sosial yang baik dengan menghadiri upacara-upacara agama, perkawinan, kematian dsb.

b.      Pendekatan kepada provider
        Diadakan pada waktu pertemuan tingkat kecamatan, tingkat desa/kelurahan, tingkat dusun / lingkungan.



2.2  PELAYANAN YANG BERIORENTASI PADA KEBUTUHAN MASYARAKAT
Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotongroyong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan masyarakat.
Terdiri dari 3 jenis pendekatan:
1.      Spesicik Content Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal program kepada instansi yang berwenang.
Contoh : pengasapan pada kasus DBD 

2.      General Content objective approach
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam wadah tertentu.
Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dan sebagainya.



3.      Proses objective approach
Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan mayarakat sebagai pengambilan prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan.
Contoh: kader

Visi Departemen Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dengan misi membuat masyarakat sehat melalui beberapa strategi yaitu menggerakkan dan membudayakan masyarakat hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatnya sistem monitoring dan informasi kesehatan, serta meningkatkan pembiayaan kesehatan.
      Untuk mencapai misi tersebut seluruh pelayanan kesehatan harus beriorientasi pada kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu dalam melakukan pencegahan dan mengatasi berbagai ancaman kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, kejadian bencana dan lain-lain dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong.
      Tujuan dari pelayanan yang beriorientasi pada kebutuhan  masyarakat adalah masyarakat mampu mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, membuat keputusan dan pilihan mereka secara mandiri sesuai kepentingan dan nilai mereka. Dalam hal ini bidan berperan sebagai fasilitator, membantu mengidentifikasi kepedulian masyarakat serta memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan agar memungkinkan terjadi perubahan dalam kesehatan menuju ke arah yang lebih baik.

2.3  PERAN SERTA MASYARAKAT
Menurut departemen kesehatan Republik Indonesia (1991) pengertian peran serta masyarakat adalah sebagai berikut :
1.      Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan adalah suatu proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta ikut mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga dan masyarakat.
2.      Peran serta masyarakat adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, maupun kesehatan masyarakat lingkungannya.
3.      Peran serta masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut.
4.      Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007), peran serta masyarakat di bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatannya sendiri
Prinsip peran serta masyarakat adalah mengutamakan masyarakat, berbasis pengetahuan masyarakat dan melibatkan seluruh anggota masyarakat dengan memperhatikan tipologi peran serta masyarakat yaitu sebagai berikut :
1.      Mendorong/mempercepat terjadinya perubahan
2.      Mobilisasi diri sendiri
3.      Terlibat dalam suatu tujuan bersama saling mendorong.
4.      Terlibat dalam memberikan dukungan.
5.      Terlibat dalam memberikan informasi.
Didalam peran serta, setiap anggota dituntut suatu kontribusi atau sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya  terbatas pada dana dan finansial saja tetapi dapat membentuk tenaga (man), uang (money), benda (material), dan ide (mind).
      Peran serta masyarakat dapat memberikan keuntungan berbagai pihak, baik masyarakat itu sendiri ataupun pihak penyelenggara pelayanan (provider). Dengan peran serta masyarakat di bidang kesehatan maka upaya kesehatan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat, tidak hanya bertolak dari asumsi provider semata. Upaya kesehatan bisa diterima dan terjangkau oleh masyarakat baik secara fisik maupun ekonomis, mampu mengembangkan kemampuan dan sikap positif serta motivasi masyarakat untuk hidup sehat, sehingga akan tercapai kepuasan masyarakat dalam kesehatan.
Keuntungan bagi provider dengan adanya peran serta masyarakat membantu upaya perluasan jangkauan pelayananan kesehatan yang dilakukan pemerintah.
Adapun bentuk-bentuk program masyarakat :
1.      Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi dengan dinas terkait/ kerjasama lintas sektoral.
2.      Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada salah satu instansi atau departemen yang bersangkutan saja secara khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/ kerjasama lintas program.
3.      Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha-usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan wilayah tersebut.






















BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang menekankan pada proses berpikir rasional. Pendekatan ini memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa berpikir dapat mempengaruhi suatu tindakan. Pendekatan edukatif yaitu suatu upaya untuk mendampingi dan memfasilitasi masyarakat dalam menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi oleh maasyarakat.
Bidan sebagai provider, mengajak masyarakat berpikir rasional dan meninggalkan pemikiran-pemikiran yang tidak rasional . pendekatan berorientasi kepada suatu pemikiran kognitif, melakukan perubahan tingkah laku yaitu perubahan tingkah laku yang tidak rasional menjadi tingkah laku rasional.

3.2  SARAN
Mungkin dalam pembuatan dan penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis membutuhkan kiritik dan saran dari pembaca demi tercapainya pembuatan makalah yang sempurna.







DAFTAR PUSTAKA
Karwati, Dkk (2011), Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas), TIM : Jakarta Timur
Meilani, Niken dkk, (2009). Kebidanan Komunitas. Fitramaya. Yogyakarta.
Syafrudin dan Hamidah. (2009). Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta.

No comments:

Post a Comment