13/12/2014

Sebuah Kisah yang menginspirasi



Pada kesempatan ini.. aku ingin berbagi sebuah cerita pada sobat semua.. aku tidak tau apakah cerita ini akan menarik bagi sobat semua atau tidak. Tapi, inilah yang menjadi sebuah semangat bagiku dalam menjalani hidup ini.
            Ini memang bukan kisah pribadiku, tapi ini kisah seseorang yang aku kenal. Seseorang yang telah masuk dalam hidupku. Seseorang yang mengajarkanku dan menunjukkan padaku bahwa hidup ini sangat lah berarti.


Aku  dikenalkan pada nya oleh seorang temanku satu kosanku. Yaitu devi. Devi punya tujuan untuk mencomblangi kami berdua, yaa dikarenakan pada waktu itu aku baru putus sama pacarku, sedangkan dia juga sudah sebulan menjomblo.dan dia juga berteman dekat dengan pacarnya devi, mungkin itulah tujuan devi ingin mencomblangin kami berdua.
Namanya Nanda, umurnya 3 tahun lebih tua dariku, dia sedang menyelesaikan kuliahnya di STKIP PGRI Padang dengan jurusan Bahasa Inggris. Aku dipertemukan dengannya oleh devi di suatu malam di depan kosanku. Yaa, kosan ku dengan kosannya tidaklah jauh, kosan kami berhadapan, tapi meskipun begitu, aku mengenalnya pertama kali ya di malam itulah.aku memanggilnya dengan sebutan abang, dan dia memanggilku dengan sebutan adek. J
Kesan pertama kali bertemu dengan nya cukup baik, obrolan kami pun nyambung, hingga kami lupa dengan waktu, kami mempunyai hobby yang sama, yaitu suka dengan hal-hal yang berbau alami, misalnya hutan, gunung, air terjun, dan sebagainya lah. Tapi kami tetap manusia kok, dan gak akan jadi tarzan. Hehe
Mungkin ketika itu obrolan kami sangat lah menarik dan seru, hingga kami lupa bahwa jam sudah menunjukkan pukul 21.00 dan kos kami harus ditutup, kalau bukan karena teguran dari devi yang duduk sendiri menjadi obat nyamuk, mungkin kami sudah lupa kalau sudah waktunya pulang. malam itu mungkin Cuma sebatas perkenalan begitu saja dengannya.
Dan pertemuan kedua yaitu ketika dia mulai mengajak ku keluar, yaa Cuma mencari angin saja kali ya, kami pergi makan bakso bersama. Tapi pertemuan kedua tidaklah seindah pertemuan pertama. Tidak ada becandaan, tidak sepatah katapun yang keluar, kami hanya diam-diaman saja sampai pulang kerumah, seperti patung saja ketika itu. Hehe
Dan pertemuan ketiga, yaitu ketika aku meminta dia menemaniku untuk menjemput kiriman ke loket travel, kiriman dari orang tua ku. Dan kami langsung makan siang di dekat gor agus Salim padang. tidak ada orang yang diciptakan sempurna di dunia ini, begitupun dengan aku dan juga dia. Pada saat aku mengenalnya kakinya dalam keadaan sakit. Kaki nya yang bagian kiri tidak bisa digerakkan, itu mungkin akibat operasi yang dialaminya pada maret 2013. Katanya di bagian kaki kirinya, tepatnya di dekat lututnya terjadi penumpukan nanah, sehingga harus di operasi. tapi setelah di operasi, keadaannya tidak bisa kembali sempurna. Sehingga mengganggu fungsi kakinya, dan dia tidak bisa berjalan dengan sempurna.
Tapi ketika setelah pertemuan ketiga itu, tidak ada lagi pertemuan pertemuan di antara kami, sms nya jarang ku balas, dan telponnya pun tak pernah ku jawab, dan berbagai hal aku jadikan alasan untuk menolak ajakannya keluar. Dia selalu menghubungi ku, tapi entah kenapa aku merasa ilfiil saja dengannya. Aku tak menemukan rasa nyaman ketika berada di dekatnya. Aku dekat dengannya mungkin hanya untuk sebatas teman, tapi ketika aku melihat tujuan nya mendekatiku untuk menjadi lebih dari teman, maka aku memilih untuk menjauhinya, aku tak mau menyakitinya lebih jauh lagi.
Tapi, kenyataan yang aku terima, aku malah di anggap PHP alias pemberi harapan palsu oleh teman-temanku dan juga teman kosannya. Aku bingung, padahal aku Cuma berniat untuk tidak menyakitinya lebih jauh. makanya aku memilih untuk tidak merespons hal-hal yang dilakukannya.
Ya, ku akui semua orang pasti akan merasakan sakit apabila dicuekin. Mungkin begitu dengan dia.  Mungkin sakit yang dia terima membuat dia membenciku, sehingga dia tidak pernah menghubungi ku lagi. Jangan untuk menghubungi, ketika aku melewati kosannya, senyum kepadaku saja dia tidak mau. Mungkin aku sangat buruk di matanya saat itu.
6 bulan telah ku lewati tanpa kabar dari abang nanda tadi, dia tak pernah menghubungiku lagi. Dan akupun begitu, tak pernah mengingat tentangnya.
Tapi, ketika setelah lebaran idul fitri 2014, dia mulai menghubungi, dia mulai sms aku. Dan akupun membalasnya. Ya aku Cuma tidak ingin silaturahmi diantara sesama muslim itu terputus.
Dan ketika itu, aku juga dalam keadaan jomblo, meskipun sebelumnya aku sempat berpacaran 2 kali, dan gagal.
Komunikasi kami saat itu mulai lancar. Mungkin ketika 6 bulan silam aku hanya mendengarkan logika ku bukan hatiku. Logika ku selalu berkata, bahwa dia harus ku jauhi, karena dia termasuk perokok aktif, dan aku tidak suka dengan namanya rokok.
Tapi kali ini, aku mulai mendengarkan hatiku, apa salahnya aku bergaul dengan nya, selagi dia masih bisa tidak merokok di depanku, aku pun tak boleh menghalanginya untuk bergaul dengan ku. Orang lain saja terkadang berani bergaul dengan penderita HIV. Sedangkan dia Cuma perokok, aku tidak boleh se egois itu. Tapi satu tekadku saat itu, aku Cuma ingin supaya dia berusaha mengurangi rokoknya. Karena aku tahu, kalau rokok itu akan memperburuk kesehatannya, wajar saja, kakinya tidak sembuh-sembuh. Mungkin itu salah satu efek dari rokok tersebut.
Tapi lama kelamaan aku dekat dengannya, aku mulai memahami sifat aslinya. Dia orang yang sangat baik, ramah, dan semangat hidupnya sangat luar biasa.
Semakin ku mengenalnya, aku semakin memahami apa itu arti hidup.pernah suatu ketika aku memberanikan diri untuk bertanya padanya.
"bang, kenapa abang tidak berobat saja ?" aku cuma kawatir dengan keadannya. di usia yang masih muda, dia hanya bisa mengandalkan satu kaki saja.
"dek, abang bukannya gak mau berobat. semuanya sudah bang hadapi. makan obat dengan berbagai bentuk, sakit yang paling sakit, semua nya sudah abang hadapi. tapi sekarang, masalahnya cuma pada biaya dek."
"tapi abang kan bisa meminta pada orang tua abang, bagaimana pun abangkan masih menjadi tanggung jawab mereka."
"iya dek, pernah abang mengatakan hal ini pada orang tua abang. tapi abang sedih ketika melihat respons dari ibu abang. karena keterbatasan biaya. abang melihat rasa bersalah di wajah ibu abang, mungkin karena dia tidak punya biaya untuk membiayai pengobatan abang. makanya abang tidak mau memaksakan kehendak. abang cuma ingin melihat orang tua abang tenang dan bahagia di masa tua nya tanpa ada beban pikiran. abang cuma ingin  melihat ibu abang tersenyum, itu saja dek. abang gak peduli walaupun abang cacat, abang gak peduli. asalkan ibu abang tenang, gak ada beban di masa tuanya. abang juga yakin semua orang tua pasti ingin melihat anaknya menjadi seperti orang lainnya, yang bisa berlari, yang normal. tapi usaha yang maksimal sudah dilakukan oleh orang tua abang. sekarang yang abang ada, yaitu harus banyak bersyukur dengan keadaan abang. abang yakin bahwa tuhan pasti punya rencana lain untuk abang. abang yakin akan ada keindahan di balik masa-masa sulit abang."
aku sangat terharu mendengar pernyataannya. dengan keadaannya yang seperti itu, terkadang dia masih bisa menghiburku. menyanyikan lagu-lagu romantis, dan lain-lain. aku akui dia  mempunyai bakat menyanyi yang baik. aku kadang terbuai dengan nyanyiannya. dan yang membuat aku kagum, dia sudah mulai mau berubah, dia sudah mau mengurangi rokoknya. dan itu suatu hal yang luar biasa.
pernah terlintas di benakku, apakah dia pernah marah pada Tuhan akan keadaan yang diberikan tuhan kepadanya.
jawabannya tidak. dia tidak pernah marah, bahkan dia tidak pernah mengeluh. dia malah bersyukur kalau penyakit itu diberikan tuhan kepadanya. dia berpikir, jika penyakit itu Tuhan berikan kepada orang yang tidak mampu, kepada anak yatim piatu, ataupun kepada perempuan, pasti orang itu tidak akan bisa menahan rasa sakit yang dia rasakan. untung nya sakit itu tuhan berikan padanya. yang masih bisa ia atasi dengan operasi walaupun hasilnya tidak maksimal. tapi dia masih bersyukur, masih punya dua kaki, sedangkan orang diluar sana ada yang lebih parah di bandingkan dia. 
dia juga pernah berkata padaku, siapa yang tidak ingin sembuh, semua orang pasti ingin sembuh. ia juga sangat ingin sembuh. tapi mungkin ini belum waktunya. aku kagum dengan tekadnya yang berusaha ingin sembuh, dengan usaha-usaha yang dia lakukan. 
yang paling membuatku terharu dan hampir menetaskan air mata, ketika aku dia mengatakan. dia sangat merindukan suatu hal, suatu hal itu ialah bersujud menghadap Allah, Bersimpuh, dan meneteskan air mata untuk bersyukur akan nikmat yang Allah berikan padanya. dia sangat merindukan akan hal itu. solat dengan duduk di atas kursi, rasanya belum khusuk. dia ingin bersujud bertekuk lutut menghadap Allah.  dia cuma ingin itu. 
aku sangat terharu mendengar pernyataannya. sehingga aku tersadar. begitu penting nya kesehatan bagi manusia, kesehatan mungkin merupakan mahkota yang indah bagi orang sakit. dan dari situ aku mulai sadar, bersyukur akan nikmat yang diberikan Tuhan adalah yang paling utama. untuk apa kita mencari-cari yang sudah diluar batas kemampuan kita, sedangkan yang ada di depan mata kita bisa dikatakan lebih dari cukup. lebih baik kita mensyukuri apa yang ada, sebelum Tuhan mengambil sesuatu yang berharga dari hidup kita. 

dari dia aku sangat  mengerti dan sadar bahwa dunia hanyalah sementara, dan tujuan kita yang sebenarnya adalah akhirat. dunia ini adalah persinggahan saja tempat kita mencari bekal di akhirat kelak. dan dari kisah dia juga aku tersadar, bahwa kecantikkan atau kesempurnaan dari luar bukanlah jaminan untuk hidup kita kelak, tapi inner beauty lah yang membuat hidup manusia terjamin bahagia sampai akhirat. 
dan sekarang, aku tidak pernah merasakan ilfiil lagi padanya, aku malah menjadi lebih suka berbagi cerita dengannya. bahkan ketika dia tidak menghubungiku, aku menjadi kesepian, menimbulkan sebuah pertanyaan dalam benakku kenapa dia tidak menghubungi. aku telah menemukan rasa nyaman jika berbagi cerita dengannya. nyanyian indah yang sering dia nyanyikan untukku, aku merasa sangat bahagia. mungkin begini cara Tuhan mempertemukan aku dengan orang yang baik, baik dari hatinya. semoga Tuhan mengangkat penyakitnya, menyembuhkan ia, mengembalikan keadaannya seperti sedia kala. aku yakin, Tuhan punya rencana baik untuknya. aku yakin, suatu saat dia akan menemukan kebahagiaannya sendiri yang melebihi kami semua. 

sekarang dia telah menjadi inspirasiku, yang membuat aku lebih menghargai hidupku, lebih menjaga kesehatanku, dan menjadi pribadi yang lebih baik untuk kedepannya. amiiin

with love,
MA

No comments:

Post a Comment