23/02/2015

MY TASK : SEJARAH KB DI INDONESIA

Gerakan keluarga berencana (KB) yang kita kenal sekarang ini dipelopori oleh beberapa tokoh, baik dalam maupun luar negeri. pada awal abad ke-19 di Inggris upaya KB mula-mula timbul atas prakarsa sekelompok orang yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu. Maria Stopes (1880-1950) menganjurkan pengaturan kehamilan dikalangan kaum buruh di Inggris. di Amerika Serikat dikenal Marga
reth Sanger (1883-1996) dengan program birth control-nya yang merupakan pelopor kelompok keluarga berencana modern. Pada 1917 didirikan National Birth Control league dan pada November 1921 diadakan konferensi nasional amerika tentang pengontrolan kehamilan dengan Margareth sanger sebagai ketuanya. pada 1925 ia mengorganisasikan konferensi internasional di new york yang menghasilkan pembentukan internasional federation of birth control league.
selanjutnya pada 1927 Margareth sanger menyelenggarakan konferensi populasi dunia di janewa yang melahirkan internasional women for scientific study on population dan international medical group for investigation of contraception. pada tahun 1948 margareth sanger ikut memelopori pembentukan komite internasional keluarga berencana yang dalam konferensi di new delhi pada 1952 meresmikan berdirinya internasional planned parenhood federation (IPPF). federasi ini memilih margareth sanger dan rama ran dari india sebagai pimpinannya. sejak saat itulah berdirilah perkumpulan-perkumpulan keluarga berencana diseluruh dunia, termasuk di indonesia yang mendirikan perkumpulan keluarga berencana indonesia (PKBI).

sebelum PKBI didirikan di indonesia, sudah banyak usaha-usaha yang dilakukan untuk membatasi kelahiran secara individual. diantara pelopor keluarga berencana itu adalah Dr. Sulianti saroso dari yogyakarta, pada tahun 1952 beliau menganjurkan para ibu membatasi kelahiran mengingat angka kematian bayi yang cukup tinggi. banyak tantangan dihadapi oleh Dr. sulianti saroso, antara lain gabungan organisasi wanita yogyakarta, bahkan juga dari pemerintah waktu itu.

di jakarta, perintisan dimulai di bagian kebidanan dan kandungan FKUI/RSUP (sekarang rumah sakit Dr.cipto mangunkusumo) oleh tokoh-tokoh seperti profesor Sarwono Prawiroharjo, Dr.M.Joedono, dr.Hanifa wiknjosastro, Dr.koen. S Martiono, Dr.R.soeharto, dan Dr.Hurustiati Subandri. pelayanan keluarga berencana dilakukan secara diam-diam di poliklinik kebidanan FKUI/RSUP. setelah mengadakan hubungan dengan IPPF serta mendapatkan dukungan dari para pelopor keluarga berencana setempat, pada 23 desember 1957 perkumpulan keluarga berencana indonesia (PKBI), dilibatkan pula tokoh-tokoh nonmedis seperti Nani Suwondo,SH. Ny.Sjamsuridjal dan lain-lain. PKBI memperjuangkan terwujudnya keluarga sejahtera melalui tiga macam usaha, yaitu :
1. mengatur kehamilan atau menjarangkan kehamilan
2. mengobati kemandulan, serta
3. memberi nasihat perkawinan.
kegiatan penerangan pelayanan masih dilakukan secara terbatas, hal ini mengingat masih banyaknya kesulitan dan hambatan terutama KUHP pasal 283 yang melarang menyebarluaskan gagasan keluarga berencana.

Pada januari 1967 diadakan simposium kontrasepsi dibandung dan dengan demikian berita mengenai kontrasepsi diikuti oleh masyarakat luas melalui media massa. pada februari 1967 diadakan kongres PKBI pertama antara lain mengharapkan agar keluarga berencana sebagai program pemerintah segera dilaksanakan. pernyataan PKBI ini sangat tepat pada waktunya, karena tahun 1967 ini presiden soeharto menandatangani deklarasi kependudukan sedunia bersama 30 kepala negara lainnya. pada bulan April 1967 Gebernur DKI jakarta, ali sadikin, menganggap sudah waktunya kegiatan KB dijalankan secara resmi di Jakarta dengan menyelenggarakan proyek keluarga berencana DKI jakarta raya.
berdirinya Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) pada november 1968 yang dalam menjalankan tugasnya diawasi dan dibimbing oleh Menteri Negara Kesejahteraan rakyat, merupakan kristalisasi dan kesungguhan pemerintah dalam kebijakan keluarga berencana.
selanjutnya peristiwa-peristiwa bersejarah dalam perkembangan Keluarga Berencana di Indonesia adalah masuknya program KB itu kedalam Repelita I dan berdirinya Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) melalui keputusan presiden RI nomor 8 tahun 1970, menggantikan LKBN, struktur BKKBN yang merupakan badan koordinasi dan bukan merupakan bagian dari departemen kesehatan memberikan kuntungan tersendiri. struktur ini memungkinkan program melepaskan diri dari pendekatan klinik yang jangkauannya terbatas. wadah ini memungkinkan pula peranan pakar nonmedis dalam menyukseskan program KB di indonesia melalui pendekatan kemasyarakatan. organisasi BKKBN terus dikembangkan dan disempurnakan melalui kongres presiden RI No.33 Tahun 1972, No 38 tahun 1978 dan No. 64 Tahun 1983.

No comments:

Post a Comment