11/08/2016

BidanKu : Gangguan Psikologi pada Kehamilan Di luar Nikah


 Fenomena Kehamilan Diluar Nikah
       Remaja bisa saja mengatakan bahwa seks bebas atau seks pranikah itu aman dilakukan. Namun, bila remaja melihat dan memahami akibat dari perilaku itu, ternyata lebih banyak membawa kerugian. Salah satu resikonya adalah kehamilan di luar nikah. Sungguh merupakan suatu permasalahan kompleks yang dapat menghancurkan segalanya, masa muda, pendidikan, kepercayaan dan kebanggaan orang tua, serta pandangan negatif dari masyarakat. Selain itu, kehamilan yang tidak diinginkan yang juga mengarah pada tindakan aborsi kriminalis.


     Kehamilan diluar nikah biasanya diakibatkan oleh pergaulan bebas yang diakibatkan oleh didikan dari keluarganya berupa :
a.       Kurangnya kasih sayang yang diberikan oleh keluarga terhadap anak perempuannya akibat orangtua sibuk kerja, perceraian dan broken home.
b.      Keluarga yang terlalu disiplin sehingga anak tersebut memberontak untuk menunjukkan kedewasaannya.
           
                        Reaksi masyarakat terhadap kehamilan diluar nikah :
a.       Dulu : terhadap ibu dan bayinya dikutuk sebagaia anak haram, diasingkan, terusir dari daerah kampung halaman.
b.      Sekarang : masyarakat menanggapi dengan sikap acuh tak acuh yang dianggap sebagai dampak sosial, skomoni, kemajuan teknologi dan komunikasi dari hasil modernisasi.

                        Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar nikah dapat terjadi :
a.       Melarikan diri dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang anaknya, menitipkan anak ke orang lain atau panti asuhan.
b.      Berusaha melakukan aborsi dan bunuh diri.
c.       Melakukan pekerjaan menjadi seorang ibu walau dengan keterpaksaan atau sukarela dan akhirnya dapat menerima anaknya.

\Tanda gejala gangguan psikologis pada kehamilan diluar nikah
          Umumnya kehamilan di luar nikah dialami oleh remaja, dimana remaja dengan rentang usia 12-19 tahun memiliki kondisi psikis yang labil, karena masa ini merupakan masa transisi dan pencarian jati diri. Dengan kehamilan diluar nikah banyak permasalahan yang akan dihadapi oleh remaja antara lain adalah sebagai berikut :
a.       Timbulnya perasaan takut dan bingung yang luar biasa, terutama pada wanita yang menjadi objek akan merasakan ketakutan besar terhadap respons orang tua, dan biasanya mereka menutupi kehamilannya hingga di dapatkan tindakan lain.
b.      Rasa ketakutan jika kekasih yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab dan tidak mau menolongnya keluar dari kondisi yang rumit ini.
c.       Cemas jika sampai teman-temannya mengetahui, apalagi pihak sekolah, yang mungkin saja akan mengeluarkannya dari bangku sekolah.
d.      Rasa takut yang timbul karena ia sangat tidak siap menjadi seorang ibu.
e.       Timbul keinginan untuk mengakhiri kehamilannya dengan aborsi (Kartono, K., 2007).

Pengelolaan Gangguan Psikologis pada kehamilan di Luar Nikah
           Penatalaksanaan yang bisa dilakukan guna menangani permasalahan ini adalah dengan konseling humanistik, dimana manusia sebagai individu berhak menentukan sendiri keputusannya dan selalu berpandangan bahwa pada dasarnya manusia itu adalah baik (Rogers,1971) sebagai konselor yang ingin memberikan konseling perlu memiliki tiga karakter seperti berikut ini :
a.       Empati, adalah kemampuan konselor untuk merasakan bersama dengan klien, usaha berpikir bersama tentang, dan untuk mereka (klien).
b.       Posiive regard (acceptance), yaitu menghargai klien dengan berbagai kondisi dan keberadaannya.
c.       Congruence (genuineness), adalah kondisi transparan dalam hubungan terapeutik.

      Oleh karena itu, di dalam menghadapi permasalahan kehamilan di luar nikah bagi para remaja, maka bidan dapat memberikan konseling bersama yaitu konseling keluarga, antara remaja itu sendiri, konselor dan pihak keluarga, mengingat orang tua masih memiliki andil yang besar pada kehidupan anak remaja mereka (Lesmana, 2006).

  GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA KEHAMILAN PALSU (PSEUDOCYESIS)
      Kehamilan palsu (pseudocyesis) adalah suatu keadaan dimana seorang wanita berada dalam kondisi yang menunjukkan berbagai tanda dan gejala kehamilan seperti tidak mendapatkan menstruasi, adanya mual muntah, pembesaran perut, peningkatan berat badan,  dan gejala kehamilan lainnya bahkan kadang kala hasil tes urine dapat menjadi positif palsu (fase positive), tetapi sesungguhnya tidak benar-benar hamil (Suririnah, 2005). Faktor yang sangat sering berhubungan dengan terjadinya kehamilan palsu adalah faktor emosional/psikis yang menyebabkan kelenjar pituitari terpengaruh sehingga menyebabkan kegagalan sistem endokrin dengan mengontrol hormon yang menimbulkan keadaan seperti hamil.  Dan biasanya ada yang tidak ditemukan yaitu denyut jantung janin tidak terdengar, USG tidak memperlihatkan adanya bayi.

 Tanda gejala gangguan psikologis pada pseudocyesis
            Pada kehamilan pseudocyesis secara psikologis ada sikap yang ambivalen terhadap kehamilannya yaitu ingin sekali menjadi hamil, sekaligus dibarengi ketakutan untuk merealisir keinginan punya anak, sehingga terjadi proses inhibisi.
            Keinginan – keinginan tersebut dibarengi rasa bersalah dan dorongan untuk menghukum diri sendiri yang kemudian dikompensasikan dalam bentuk agresivitas. Secara simultan berbarengan muncul kesediaan untuk tidak mau menyadari bahwa kehamilannya ilusi belaka. Oleh komponen yang kontradiktif ini wanita yang bersangkutan biasanya tidak mau ke dokter untuk memeriksakan dirinya.

Wanita dengan pseudocyesis memiliki kondisi psikologis seperti berikut ini :
a.       Adanya sikap ambivalen terhadap kehamilannya, yaitu ingin sekali menjadi hamil,sekaligus tidak ingin menjadi hamil. Ingin memiliki anak yang dibarengi dengan rasa takut untuk menetralisasi keinginan mempunyai anak.
b.      Keinginan untuk menjadi hamil terutama sekali tidak timbul dari dorongan keibuan, akan tetapi khusus dipacu oleh dendam, sikap bermusuhan, dan harga diri. Sebagai contoh pada wanita yang steril.
c.       Secara bersamaan muncul kesediaan untuk menyadari, sekaligus kesediaan untuk tidak mau menyadari bahwa kehamilannya adalah ilusi belaka
d.      Wanita dengan pseudocyesis tidak terlepas dari pseudologi, yaitu fantasi-fantasi kebohongan yang selalu ditampilkan ke depan untuk mengingkari hal-hal yang tidak menyenangkan.
Pengelolaan Gangguan Psikologis pada Pseudocyesis

            Peristiwa psudocyesis merujuk pada peristiwa pseudologia,yaitu fantasi-fantasi kebohongan yang selalu ditampilkan kedepan untuk mengingkari atau menghindari realitas yang tidak menyenangkan. Wanita pseudocyesis ingin sekali menonjolkan egonya untuk menutupi kelemahan dirinya, oleh karena itu dipilihnya aliran konseling psikoanalisis dengan menekankan pentingnya riwayat hidup klien, pengaruh dari pengalaman diri pada kepribadian individu, serta irasionalitas dan sumber-sumber tak sadar dari tingkah laku manusia. Peran konselor dalam hal ini adalah menciptakan suasana senyaman mungkin agar klien merasa bebas untuk mengekspresikan pikiran-pikiran yang sulit. Proses ini bisa dilakukan dengan meminta klien berbaring di sofa dan konselor dibelakang (sehingga tidak terlihat). Konselor berupaya agar klien mendapat wawasan dengan menyelami kembali dan kemudian menyelesaikan pengalaman masa lalu yang belum terselesaikan. Dengan begitu klien diharapkan dapat memperoleh kesadaran diri, kejujuran dan hubungan pribadi yang lebih efektif, dapa menghadapi ansietas dengan realistis, serta dapat mengendalikan tingkah laku irasional.

1 comment:

  1. Your Affiliate Money Printing Machine is ready -

    Plus, making money online using it is as simple as 1--2--3!

    It's super easy how it works...

    STEP 1. Tell the system what affiliate products you want to push
    STEP 2. Add some push button traffic (this LITERALLY takes 2 minutes)
    STEP 3. Watch the system grow your list and up-sell your affiliate products for you!

    So, do you want to start making money?

    The solution is right here

    ReplyDelete